Jumat, 14 April 2017

[Hot Issue] Bunuh Diri


Ini Alasan Pahinggar Siarkan Bunuh Diri di Facebook

TEMPO.CO, Jakarta - Pahinggar Indrawan, 50 tahun, seorang pria yang menyiarkan aksi bunuh diri via Facebook Live di akun pribadinya, sempat menyampaikan alasannya melakukan gantung diri. Dia kemudian ditemukan tak bernyawa di rumahnya, di Jalan Kemenyan Nomor 5, RT 8 RW 5, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat, 17 Maret 2016.

Alasan itu disampaikan dia di siaran pertama sebelum dia menjalankan siaran aksi bunuh diri. Dalam video singkat itu dia mengenalkan diri bernama Indra, dan mengaku memiliki istri bernama Dina Febrianti, yang telah dinikahinya selama 17 tahun.
Baca :

“Gue cinta mati sama dia yang nggak tahu kenapa emang bukan jodohnya sekarang, jadi sekarang dia pergi nggak tahu ke mana, ninggalin gue sama anak-anak,” ujar Pahinggar dalam penggalan siaran video yang dia tampilkan secara langsung, Jumat, 17 Maret 2017.

Pahinggar mengungkapkan alasan tersebut yang membuatnya nekat ingin mengakhiri nyawanya. “Sekarang gue nggak tahu apa, gue bimbang ya kita lihat aja gue berani apa nggak. Kalau pun gue berani melakukan hal yang sebenarnyanya gue nggak berani, mungkin gue akan siarin secara langsung atau buat kenang-kenangan istri gue,” katanya lagi.

Rekaman kedua menunjukkan detik-detik dia memasang tali rapia ke lehernya dan melompat. Kedua rekaman itu sempat disaksikan ribuan orang dan dibagikan berkali-kali di dunia maya. Namun, kini pihak Facebook telah menghapus rekaman itu dari lini massa atau timeline Facebook Pahinggar.
Simak juga : Katulampa Siaga 3, Waspada Banjir di Jakarta Sabtu Pagi.

Di lokasi jenazah Pahinggar ditemukan, polisi mengambil sejumlah barang bukti yaitu ponsel pribadi Pahinggar yang dia gunaka untuk menyiarkan aksi bunuh dirinya dan tali rapia berwarna biru. Pihak kepolisian menjelaskan tak ada tanda-tanda luka di tubuh Pahinggar.

Kepala Sub Bagian Humas Polres Jakarta Selatan, Komisaris Purwanta mengatakan mayat ditemukan sekitar pukul 13.30 WIB oleh M Sidiq ketua RT setempat, setelah dia diminta datang oleh anak Pahinggar.

Purwanta pun membenarkan Pahinggar sedang memiliki masalah dengan istrinya. "Jam 04.00 WIB terjadi keributan antara korban dengan isterinya permasalahan cemburu," kata dia. Hal ini senada dengan pernyataan Pahinggar sebelum tewas.


Alkitab memandang kasus bunuh diri sama bobotnya dengan pembunuhan, karena itulah kenyataannya - pembunuhan diri.

Allah hanyalah satu-satunya yang boleh memutuskan waktu dan dengan cara apa seseorang akan meninggal. Seperti diungkapkan dalam Mazmur 31:15, "Masa hidupku ada dalam tangan-Mu."

Allah adalah pemberi kehidupan. Ia memberi, dan Ia mengambilnya kembali (Ayub 1:21). Bunuh diri, bentuk pembunuhan kepada diri sendiri, menjadi tindakan durhaka, karena hal itu menjadi bentuk penolakan manusia atas karunia kehidupan dari Allah.


Semoga Allah memberi karunia kepada setiap orang yang sedang menghadapi percobaan itu (Mazmur 67:1).
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar