Shalom,
pembaca setia blog PMK MISIOLOGI UNPAD!
“Selamat
atas telah di sahkannya LGBT (Lesbi Gay Bisexual Transgender) di Amerika
Serikat”. Mungkin kalimat-kalimat sejenis itulah yang baru-baru ini kita dengar
dari televisi kita atau dari internet. Ya, Semenjak Juni Kemarin, Amerika
Serikat telah resmi mengesahkan hubungan antar LGBT. Keputusan ini merupakan
keputusan secara konstitusional yang
didukung oleh paham persamaan hak, sehingga kaum LGBT dianggap perlu memiliki
hak yang sama untuk memperoleh pengakuan hubungan pernikahan di mata negara.
Oleh katena itu, keputusan yang diambil Amerika tersebut jelas merupakan keputusan
Negara dan tidak membawa paham
keagamaan.
Jadi
bagaimana pandangan Agama itu sendiri mengenai LGBT? Bagaimana pandangan kita yang
seharusnya terhadap LGBT sebagai orang Kristen yang pahamnya dilandasi oleh
Alkitab?
Mari
kita mulai dengan kesimpulan, yaitu Alkitab jelas menentang LGBT. Kenapa?
Pada
mulanya Tuhan hanya menciptakan laki-laki yaitu Adam, kemudian Tuhan Berfirman
“Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong
baginya, yang sepadan dengan dia” (Kejadian 2 : 18), maka diciptakan-Nya
perempuan yaitu Hawa. Kenapa Tuhan tidak menciptakan Hawa sebagai laki-laki? Ini
berarti Tuhan menghendaki perempuanlah yang menjadi penolong yang sepadan bagi
laki laki.
Selain
itu, apa yang menjadi perintah pertama yang Tuhan berikan kepada manusia?
Kejadian 1:28 mengatakan [Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada
mereka : “Beranakcuculah dan bertambah banyak; Penuhilah bumi dan taklukkanlah
itu ...]. Apakah hubungan antar laki-laki atau antar perempuan dapat menghasilkan
anak cucu? Tentu tidak. Jadi bukan itulah yang Tuhan kehendaki, melainkan
hubungan suami istri yang diberkati Tuhan terlebih dulu.
Alkitab
juga jelas menegaskan dalam kisah
Sodom dan Gomora,
dimana negreri yang dipenuhi dengan kaum homoseksual ini Tuhan hancurkan sebagai
hukuman atas dosa homoseksual tersbebut (baca Kejadian 19). Selain itu,
banyak ayat Alkitab lainnya
yang menegaskan bahwa perilaku homoseks merupakan dosa.
Jadi
Bagaimana kita harus bersikap terhadap kaum LGBT?
Mari
kita kembali ke hukum yang terutama, yaitu “Kasih”. Salah satu hukum Kasih
berbunyi “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kaum LGBT juga
manusia, tentu kita harus mengasihi mereka. Saat kita mengasihi mereka, kita
akan melakukan yang baik untuk mereka. Saat kita tahu bahwa sikap mereka
salah, kita harus menegur mereka. Memberitahukan kebenaran pada mereka dan
membawa mereka ke jalan yang benar, yaitu dengan meninggalkan perilaku
homoseksual mereka. LGBT bukanlah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Selama mau
mendekatkan diri kepada Tuhan dan berdoa meminta tolong, Tuhan akan mendengar
dan memberi jalan keluar.
RK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar