Dulunya kedudukan wanita secara sosial di masyarakat Indonesia sangatlah rendah. Contohnya, wanita hanya bisa ‘berdiam’ di rumah orang tuanya dan dipersiapkan untuk menikah. Setelah menikah, wanita dibawah otoritas suaminya. Pendidikan bukanlah hak para wanita, tugas mereka hanyalah urusan rumah tangga.
Kartini mempelopori gerakan emansipasi wanita, contoh: hak wanita dalam pendidikan, otoritas, kedudukan di muka hukum (legalitas), dan banyak lainnya.
Apa pandangan Alkitab terhadap emansipasi ini? Sesuatu hal yang baik atau buruk? Di pandangan masyarakat pada umumnya, emansipasi wanita adalah hal yang sangat baik apalagi mengingat semua manusia adalah sederajat, tidak memandang ras, agama maupun jenis kelamin.
Di dalam masalah pendidikan ataupun pekerjaan atau karir, Alkitab tidak mempunyai tulisan secara langsung. Tapi, mari kita lihat contoh istri yang bijaksana dari Amsal 31:26-27
“Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya. Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya”
Bagaimana mungkin kalau si istri ini bisa menjadi hikmat, tanpa pendidikan yang benar? Sudah jelas, bahwa Firman Tuhan sama sekali tidak menentang pendidikan untuk kaum wanita. Sebaliknya, Firman Tuhan memuji ‘wanita yang bijaksana’!
Bagaimana dalam hal otoritas, atau hak dalam keputusan untuk dirinya sendiri?
Contoh kasus:
Si istri telah mencapai puncak karir di dalam tempat bekerjanya. Si suami resah karena rumah tangganya (termasuk anak-anaknya) mulai terbengkalai dengan mereka berdua bekerja full-time. Lalu, si suami memutuskan untuk si istri berhenti bekerja dan mulai mengurus urusan rumah tangga. Si istri keberatan, dan menolak saran dari suaminya. Si istri menekankan akan haknya yang seharusnya setara dalam mengambil keputusan di dalam keluarga. Si istri bersikeras untuk melanjutkan karirnya dan berharap si suami akan mengerti.
Apakah tindakan si istri ini salah? Lagipula, di dalam semangat emansipasi wanita, si istri memang seharusnya mempunyai hak yang sama, bukan begitu?
Mari kita lihat Efesus 5:22-23
“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat…”
Menurut Firman Tuhan, hitam di atas putih, memang sepatutnya istri tunduk kepada suami (bukan sebaliknya seperti di kebanyakan rumah tangga!). Juga seperti yang ditekankan dari Amsal 31, istri yang bijaksana akanlah mementingkan kebutuhan rumah tangganya terlebih dahulu, lebih dari keinginan atau ambisi dirinya sendiri.
Wah, berarti Firman Tuhan menentang emansipasi wanita, begitu? Tentunya tidak. Kita mendefinisikan emansipasi sebagai menuntut hak untuk pendidikan (atau lainnya), dengan tujuan kepentingan bersama, saya pikir Firman Tuhan justru memuji tindakan ini:
“Janganlah melakukan sesuatu karena didorong kepentingan diri sendiri, atau untuk menyombongkan diri. Sebaliknya hendaklah kalian masing-masing dengan rendah hati menganggap orang lain lebih baik dari diri sendiri” Filipi 2:3. Itulah pandangan Alkitab mengenai emansipasi wanita.
Perjuangan Kartini memberikan inspirasi bagi wanita di Indonesia masa kini. Banyak perempuan Indonesia yang kini membawa kontribusi nyata bagi Bangsa Indonesia, berikut wanita-wanita Indonesia yang berprestasi di tingkat nasional maupun internasional :
Sri Mulyani
Pada awal Oktober 2002, Sri Mulyani terpilih
menjadi Executive Director Dana
Moneter Internasional (IMF) mewakili 12 negara di Asia Tenggara (South East Asia/SEA Group). Sejak 1
November 2002, ia mewakili 12 negara anggota SEA Group di IMF.
Tugasnya sebagai executive director terkait
dengan pengambilan keputusan.
Megawati Soekarnoputri
Wanita bernama lengkap Dyah Permata Megawati
Soekarnoputri ini memulai pendidikannya, dari SD hingga SMA di Perguruan
Cikini, Jakarta. Sementara, ia pernah belajar di dua Universitas, yaitu,
Universitas Padjadjaran, Bandung (1965-1967) dan Universitas Indonesia
(1970-1972). Megawati duduk sebagai Presiden RI ke-5 menggantikan KH
Abdurrahman Wahid. Megawati menjadi presiden hingga 20 Oktober 2003.
Irena Kharisma Sukandar
Irene Kharisma Sukandar di usia 7 tahun
tepatnya 1999 lalu, Irene telah memperlihatkan talenta yang luar biasa. Pada
tahun 2001 ketika usianya baru 9 tahun, putri pasangan Singgih Heyzkel (ayah)
dan Cici Ratna Mulya (ibu)ini sudah berhasil meraih gelar Master Percasi (MP).
Setahun kemudian dia memperoleh gelar Master Nasional Wanita (MNW).
Alexandra Asmaoebrata
Merry Riana
Merry Riana adalah salah satu entrepreneur wanita terkenal di
Indonesia bahkan dunia. Pencapaian Merry Riana selama ini termasuk fenomenal,
saat berumur 25 tahun setelah lulus empat tahun dari bangku kuliah, penghasilan
pengusaha wanita muda ini sebesar Rp 7,000,000,000.
Kesuksesan
tersebut tidak diraih semudah membalikan tangan. Untuk menjadi salah satu
pengusaha wanita terkenal Indonesia, Marry Riana membanting tulang di kehidupan
kuliahnya di Singapura. Pada tahun 2003 beliau mendapatkan penghargaan yakni Top New Adviser Award. Pada tahun 2005 agensi yang didirikannya yang
bernama Merry Riana Organization mendapatkan penghargaan Top Agency of The Year dan Top
Rookie Agency Award, dengan pendapatan pertahun sekitar tiga milyar rupiah.
Sungguh menginspirasi.
Sungguh
luar biasa Tuhan menciptakan wanita. Wanita bukanlah makhluk yang lemah, namun
ia diciptakan dengan kelemahlembutan serta kesabaran untuk melengkapi hidup sang Adam. Jadilah
wanita yang setia dengan Firman Tuhan, taat, berhikmat, bijaksana, melakukan
kehendakNya didalam hidup, dengan kerja keras dan keteguhan mampu melewati
berbagai rintangan.
Berjalanlah
dengan ilmu pengetahuan, miliki hati takut akan Tuhan, dan jadilah wanita yang
menginspirasi banyak orang. Tuhan Yesus memberkati.
-E.B-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar