Berkembangnya kehidupan dalam suatu masyarakat yang menimbulkan berbagai masalah sosial membuktikan bahwa kehidupan manusia semakin sulit, keadaan tersebut tidak mudah dihadapi sehingga akhirnya menyebabkan penyimpangan tingkah laku, melanggar norma-norma yang berlaku dan berbuat sekehendak dirinya sendiri untuk mencapai kepuasan dan kepentingan sendiri tanpa memperhatikan hak-hak dan kepentingan yang lainnya.
"Penyebab (pembunuhan) secara umum kita bagi ke dalam tiga motif", kata kriminolog dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Yesmil Anwar. Tiga motif itu masing-masing dilatarbelakangi harta benda atau ekonomi, kekuasaan, dan hubungan sosial. Salah satu motif itu bisa jadi alasan bagi pelaku untuk melakukan pembunuhan.
1. Ekonomi
Minimnya ekonomi seseorang dapat menyebabkan adanya kenginan untuk memiliki harta korban. Banyak kasus pembunuhan terjadi karena pelaku melakukan kasus perampokan dan sang korban berteriak untuk meminta pertolongan. Padahal dalam Alkitab tertulis “Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu” (Keluaran 20:17).
2. Kekuasaan
Banyak orang yang berbuat curang demi mendapat jabatan lebih, menguasai pasar, terkenal, dll. Karena menginginkan jabatan, seseorang bias saja membunuh atasannya atau pesaing politiknya.
3. Hubungan sosial
Hubungan sosial yang buruk dapat menyebabkan terpancingnya emosi pelaku sehingga ia gelap mata dan melakukan pembunuhan. Baru-baru ini terjadi peristiwa mahasiswa membunuh dosen karena masalah skripsi. Di Alkitab tertulis “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis” (Efesus 4:26-27).
Maraknya kasus pembunuhan ini seolah membuat harga nyawa seseorang terkesan murah. Orang bisa dengan mudah menghilangkan nyawa orang lain karena alasan tertentu. Kita sesame manusia harus saling menghargai seperti tertulis “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Matius 22:39b), dan patuhilah Titah Tuhan, agar tidah menibulkan dosa lain, seperti contoh diatas saat seseorang melanggar titah ke-10 ia juga melanggar titah ke-6.
D.N.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar