Rabu, 25 Mei 2016

Misiologi's Talent Mei 2016


Apakah pengetahuan hanya sebatas NILAI?
(Artikel : Silvia Willy)

Semua orang mengatakan bahwa pengetahuan itu penting. Mulai dari anak yang baru bisa merangkak sampai orang tua. Semuanya ingin mengetahui apa saja yang ada dalam ilmu pengetahuan. 
Two things are infinite: the universe and human stupidity; and I'm not sure about the universe.Science without religion is lame, religion without science is blind.The most beautiful thing we can experience is the mysterious. It is the source of all true art and science - Albert Einstein.
Pada artikel ini saya akan memberi contoh dari seorang ilmuwan terkenal di abadnya. Siapa yang tidak mengetahuinya? Saya rasa semua orang dari belahan bumi manapun mengetahuinya. Ia membuat perubahan dalam ilmu pengetahuan dengan dampak besar untuk proses pengetahuan masa kini maupun masa mendatang.
Saya tidak akan membahas apa saja yang telah ditemukan dan ditelitinya namun hanya mengajak pembaca Misiologi untuk mengetahui motivasinya untuk belajar dalam ilmu pengetahuan melalui kata-kata bijaknya.
Tentu anda ingat dengan seorang dosen yang bertanya pada mahasiswanya tentang keberadaan Tuhan lalu ia mengungkapkan hal dengan cara yang luar biasa.
Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswa nya dengan pertanyaan ini,  "Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?".
Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, "Betul, Dia yang menciptakan semuanya".
"Tuhan menciptakan semuanya?" Tanya professor sekali lagi. "Ya, Pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut.
Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan".
Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau Agama itu adalah sebuah mitos.
Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, "Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?". 
"Tentu saja," jawab si Profesor,
Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, "Profesor, apakah dingin itu ada?"
"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada.

Kamu tidak pernah sakit flu?" Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.Mahasiswa itu menjawab,
"Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada.
Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas."

Mahasiswa itu melanjutkan, "Profesor, apakah gelap itu ada?" Profesor itu menjawab, "Tentu saja itu ada."
Mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi anda salah, Pak.
Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak.
Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk meme-cahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya."

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, "Profesor, apakah kejahatan itu ada?"
Dengan bimbang professor itu menjawab, "Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya.
Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan."
Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi Anda salah, Pak.
Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kajahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan.
Tuhan tidak menciptakan kajahatan. Kajahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya."
Profesor itu terdiam.
Nama mahasiswa itu adalah "Albert Einstein" .

Setelah membaca percakapan diatas, apa yang dapat disimpulkan?
Agama adalah dasar dari pengetahuan. Kamu bisa saja jenius atau cerdas dalam berbagai hal namun kamu belum tentu percaya bahwa Tuhan itu ada. Namun jika kamu percaya Tuhan selalu ada maka sudah pasti kamu mempunyai pengetahuan. “The more I study science the more I believe in GOD”
Yap, pengetahuan didapat atas rasa ingin tahu dan hal itu tak terbatas. Kita mendapatkan pengetahuan dalam berbagai tempat dan tempat terbesar adalah lembaga pendidikan.
Namun sudahkah kita mendapatkan pengetahuan dengan cara yang benar? Sudahkah kita mengikuti pendidikan dengan cara yang benar pula?
Kebanyakan Mahasiswa menempuh pendidikan hanya dengan motivasi mendapatkan nilai terbaik. Tidak dapat dipungkiri karena saya juga berpikiran yang sama.
Cara untuk mendapatkan nilai terbaik itu seperti apa?
Ada yang berusaha belajar sekerasnya dan ada juga yang berusaha dengan keras tetapi cara yang digunakan salah. Hal yang salah itu tentu tidak baik bahkan Tuhan pun tidak menginginkannya, akan lebih baik jika kita mendapatkan nilai yang sesuai dengan kemampuan kita dan juga sesuai dengan keinginan Tuhan. Tidak perlu khawatir dengan nilai yang didapat, kita hanya perlu berusaha dan untuk hasilnya serahkan pada Tuhan dalam doa. Kita tidak perlu repot-repot memikirkannya, sudah repot berusaha lalu repot juga pada hasil. Toh jika kamu mendapatkan nilai yang tidak sesuai keinginanmu belum tentu kamu seseorang yang tidak pandai atau pintar dalam itu, yang terpenting kamu mengetahui ilmu yang kamu dapat karena pengetahuan tidak dapat diukur dengan nilai. Percaya saja Tuhan selalu ambil bagian dalam Kehidupan kita.Oh ya dan terakhir yang harus kita ingat, kita tidak perlu menjadi seperti Einstein, idolamu atau siapapun orang yang kamu kagumi cukup Jadilah dirimu sendiri. Tentunya diri mu yang lebih baik dengan versi terbaik menurut Tuhan.
Syalom Misiologiers!


Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar